Total Tayangan Halaman

Jumat, 11 Juli 2014

RUJUKAN

Judul   : Kebersinambungan Istilah  
BAB II
2.1     Kajian Pustaka

2.2     Kerangka Teori
Terdapat 4 istilah yang sering digunakan dalam konsep penilaian yakni pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi. Keempat istilah ini masih dicampuradukan pengertiannya satu sama lain. Sebenarnya keempat proses tersebut baik pegukuran, penilaian, evaluasi, maupun pengujian merupakan satu kegiatan atau proses yang berkesinambungan, menurut Mimin Haryati (2007:15) artinya kegiatan tersebut dilakukan secara berurutan dan berjenjang yakni dimulai dari proses pengukuran kemudian penilaian dan terakhir evaluasi.
2.2.1 Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran dalam kurikulum yang berbasis kompetensi berdasarkan pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan suau kalender. Guilford (1982) dalam mimin (2007:15).
Arti lain Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran berkaitan erat dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif. Mimin (2007:16).
Agar lebih jelas lagi dengan definisi pengukuran, maka perhaikan contoh di bawah ini :
Apabila ada orang yang akan memberi sebatang tongkat kepada kita, dan kita disuruh memilih antara dua tongkat yang tidak sama panjangnya, maka tentu saja kita akan memilih yang “panjang”. Kita tidak akan memilih yang “pendek” keculi ada alasan yang sangat khusus. Daryanto (2005:5).
Contoh diatas menunjukan bahwa seseorang akan memilih tongkat dengan ukuran yang lebih panjang dan memiliki wujud yang lebih meyakinkan. Contoh tersebut berarti menekankan bahwa pengukuran merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memilih dengan melihat wujud atau dengan kata lain pengukuran merupakan suatu penentuan nilai kumulatif. Pengukuran memiliki kaitan erat dengan penilaian, dilihat dari tujuan dan bagaimana kriteria keberhasilan.
Misalnya, kita melakukan kegiatan pengukuran terhadap kemampuan apresiasi sastra siswa pada suatu sekolah, tetapi untuk apa hasil pengukuran itu jika tidak ada tujuannya, misalnya kaena kurikulum sekolah itu tidak mencantumkan mata pelajaran apresiasi sastra. Sebaliknya, jika kurikulum mencntumkannya, bagaimana kita dapat mengetahui tingkat kemampuan apresiasi sastra para siswa jika tidak ada kriteria pencapian yang dijadikan acuan penafsiran. Adanya tujuan yang jelas dan kriteria tertentu merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan penilaian. Dengan kata lain kegiatan pengukuran baru mempunyai arti setelah dikaitkan dengan tujuan kegiatan penilaian. Burhan (2001:6).
Untuk dapat melaksanakan penilaian perlu melakukan pengukuran terlebih dahulu, sedangkan pengukuran tidak akan mempunyai makna yang berarti tanpa dilakukan penilaian. (Arikunto:1987) dalam Asep Jihad dan Abdul Haris (2008:54). Kata lain dari hal yang saling terkait tersebut ialah adanya kebersinambungan antara penilaian dan pengukuran.

2.2.2 Penilaian
Penilaian (assesment) merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Penilaian adalah penerapan berbagai cra dan penggunaan beragam alat. Penilaian untuk memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi peserta didik. Proses penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar peserta didik. Mimin (2007:16).
Di bawah ini contoh penilaian :
Pasar, merupakan suatu tempat bertemunya orang-orang yang akan menjual dan membeli. Sebelum menentukan barang yang akan dibelinya, seorang pembeli akan memilih dahulu mana barang yang lebih “baik” menurut ukurannya. Apabila ia ingin membeli jeruk, dipilihnya jeruk yang besar, kuning, kulitnya halus. Semuanya itu dipertimbangkan karena menurut pengalaman sebelumnya, jenis jeruk-jeruk yang demikian ini rasanya akan manis. Sedangkan jeruk yang masih kecil, hijau dan kulitnya agak kasar, biasanya masam rasanya.
Dari contoh tersebut, kita simpulkan untuk menentukan penilaian mana jeruk yang manis kita tidak menggunakan “ukuran manis”, tetapi menggunakan ukuran besar, kuning, dan halus kulitnya. Ukuran ini tidak mempunyai wujud. Sebenarnya kita juga megukur, yakni membandingkan jeruk-jeruk yang ada dengan ukuran tertentu. Setelah itu kita menilai, menentukan pilihan mana jeruk yang paling memenuhi ukuran itulah yang kita ambil. Daryanto (2005:5-6).
Dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian diartikan sebagai suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan. Tuckman (1975:12) dalam Burhan (2001:4). Untuk dapat memberikan penilaian secara tepat, misalnya tentang kemampuan siswa memahami wacana surat kabar, kita memerlukan data-data tentang kemampuan siswa dalam hal itu. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, kita memerlukan alat penilaian yang berupa pengukuran. Burhan (2001:4). Ini membeuktikan bahwa penilaian dan pengukuran akan saling berkesinambungan secara terus menerus.



DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta: Jakarta.
Haryati, Mimin. 2007. Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi : Tori dan Praktek. Gaung Persada Press Jakarta: Jakarta.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. MultiPressIndonesia: ogyakarta.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. BFE- Yogyakarta: Yogyakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar