Judul : Kebersinambungan Istilah
BAB
II
2.1 Kajian
Pustaka
2.2 Kerangka
Teori
Terdapat
4 istilah yang sering digunakan dalam konsep penilaian yakni pengukuran,
pengujian, penilaian, dan evaluasi. Keempat istilah ini masih dicampuradukan
pengertiannya satu sama lain. Sebenarnya keempat proses tersebut baik
pegukuran, penilaian, evaluasi, maupun pengujian merupakan satu kegiatan atau
proses yang berkesinambungan, menurut Mimin Haryati (2007:15) artinya kegiatan
tersebut dilakukan secara berurutan dan berjenjang yakni dimulai dari proses
pengukuran kemudian penilaian dan terakhir evaluasi.
2.2.1
Pengukuran
Pengukuran
adalah proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu.
Pengukuran dalam kurikulum yang berbasis kompetensi berdasarkan pada
klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan
suau kalender. Guilford (1982) dalam mimin (2007:15).
Arti
lain Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha
memperoleh deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik
telah mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran berkaitan erat dengan proses
pencarian atau penentuan nilai kuantitatif. Mimin (2007:16).
Agar
lebih jelas lagi dengan definisi pengukuran, maka perhaikan contoh di bawah ini
:
Apabila
ada orang yang akan memberi sebatang tongkat kepada kita, dan kita disuruh
memilih antara dua tongkat yang tidak sama panjangnya, maka tentu saja kita
akan memilih yang “panjang”. Kita tidak akan memilih yang “pendek” keculi ada
alasan yang sangat khusus. Daryanto (2005:5).
Contoh
diatas menunjukan bahwa seseorang akan memilih tongkat dengan ukuran yang lebih
panjang dan memiliki wujud yang lebih meyakinkan. Contoh tersebut berarti
menekankan bahwa pengukuran merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang
untuk memilih dengan melihat wujud atau dengan kata lain pengukuran merupakan
suatu penentuan nilai kumulatif. Pengukuran memiliki kaitan erat dengan
penilaian, dilihat dari tujuan dan bagaimana kriteria keberhasilan.
Misalnya,
kita melakukan kegiatan pengukuran terhadap kemampuan apresiasi sastra siswa
pada suatu sekolah, tetapi untuk apa hasil pengukuran itu jika tidak ada
tujuannya, misalnya kaena kurikulum sekolah itu tidak mencantumkan mata
pelajaran apresiasi sastra. Sebaliknya, jika kurikulum mencntumkannya,
bagaimana kita dapat mengetahui tingkat kemampuan apresiasi sastra para siswa
jika tidak ada kriteria pencapian yang dijadikan acuan penafsiran. Adanya
tujuan yang jelas dan kriteria tertentu merupakan bagian tak terpisahkan dari
kegiatan penilaian. Dengan kata lain kegiatan pengukuran baru mempunyai arti setelah
dikaitkan dengan tujuan kegiatan penilaian. Burhan (2001:6).
Untuk
dapat melaksanakan penilaian perlu melakukan pengukuran terlebih dahulu,
sedangkan pengukuran tidak akan mempunyai makna yang berarti tanpa dilakukan
penilaian. (Arikunto:1987) dalam Asep Jihad dan Abdul Haris (2008:54). Kata
lain dari hal yang saling terkait tersebut ialah adanya kebersinambungan antara
penilaian dan pengukuran.
2.2.2
Penilaian
Penilaian
(assesment) merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode yang biasa dipakai
untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk kerja
individu peserta didik atau kelompok. Penilaian adalah penerapan berbagai cra
dan penggunaan beragam alat. Penilaian untuk memperoleh berbagai ragam
informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau informasi
tentang ketercapaian kompetensi peserta didik. Proses penilaian ini bertujuan
untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar
peserta didik. Mimin (2007:16).
Di
bawah ini contoh penilaian :
Pasar,
merupakan suatu tempat bertemunya orang-orang yang akan menjual dan membeli.
Sebelum menentukan barang yang akan dibelinya, seorang pembeli akan memilih
dahulu mana barang yang lebih “baik” menurut ukurannya. Apabila ia ingin
membeli jeruk, dipilihnya jeruk yang besar, kuning, kulitnya halus. Semuanya
itu dipertimbangkan karena menurut pengalaman sebelumnya, jenis jeruk-jeruk
yang demikian ini rasanya akan manis. Sedangkan jeruk yang masih kecil, hijau
dan kulitnya agak kasar, biasanya masam rasanya.
Dari
contoh tersebut, kita simpulkan untuk menentukan penilaian mana jeruk yang
manis kita tidak menggunakan “ukuran manis”, tetapi menggunakan ukuran besar,
kuning, dan halus kulitnya. Ukuran ini tidak mempunyai wujud. Sebenarnya kita
juga megukur, yakni membandingkan jeruk-jeruk yang ada dengan ukuran tertentu.
Setelah itu kita menilai, menentukan pilihan mana jeruk yang paling memenuhi
ukuran itulah yang kita ambil. Daryanto (2005:5-6).
Dapat
ditarik kesimpulan bahwa penilaian diartikan sebagai suatu kegiatan, proses
kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang
telah ditentukan. Tuckman (1975:12) dalam Burhan (2001:4). Untuk dapat
memberikan penilaian secara tepat, misalnya tentang kemampuan siswa memahami wacana
surat kabar, kita memerlukan data-data tentang kemampuan siswa dalam hal itu.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, kita memerlukan alat penilaian yang
berupa pengukuran. Burhan (2001:4). Ini membeuktikan bahwa penilaian dan
pengukuran akan saling berkesinambungan secara terus menerus.
DAFTAR
PUSTAKA
Daryanto.
2005. Evaluasi Pendidikan. Rineka
Cipta: Jakarta.
Haryati,
Mimin. 2007. Sistem Penilaian Berbasis
Kompetensi : Tori dan Praktek. Gaung Persada Press Jakarta: Jakarta.
Jihad,
Asep dan Abdul Haris. 2008. Evaluasi
Pembelajaran. MultiPressIndonesia: ogyakarta.
Nurgiyantoro,
Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran
Bahasa dan Sastra. BFE- Yogyakarta: Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar